Tantangan terbesar yang dihadapi oleh Green Sukuk dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia adalah:

  1. Terbatasnya Sumber Daya Manusia dan Pemahaman Pelaku Pasar:
    • Ketersediaan sumber daya manusia yang professional dalam bidang Green Sukuk masih terbatas. Hal ini menyebabkan kurangnya pemahaman dan kesadaran pelaku pasar terhadap produk pasar modal syariah berbasis lingkungan.
  2. Kurangnya Kesadaran dan Insentif:
    • Kesadaran tentang Green Sukuk dan manfaatnya masih relatif rendah di Indonesia. Tidak adanya konsensus di antara pemangku kepentingan tentang konsep “hijau” dan “non-hijau” juga menjadi tantangan.
  3. Ketidaksesuaian Tempo Pembiayaan:
    • Proyek-proyek ramah lingkungan umumnya memiliki jangka waktu yang panjang, yang tidak selalu sesuai dengan tempo pembiayaan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpastian dalam proses pembiayaan.
  4. Kurangnya Informasi Tentang Proyek Ramah Lingkungan:
    • Jumlah proyek-proyek ramah lingkungan yang tersedia masih kurang memadai, dan hanya merupakan salah satu fase bisnis. Oleh karena itu, kurangnya informasi tentang proyek-proyek ini dapat menjadi hambatan dalam pengembangan Green Sukuk.
  5. Kurangnya Kapasitas Sektor Perbankan:
    • Sektor perbankan di Indonesia belum sepenuhnya siap mendukung proyek-proyek ramah lingkungan. Isu-isu lingkungan masih kurang populer, sehingga perbankan belum aktif dalam mendukung proyek-proyek ini.

Dengan menghadapi tantangan-tantangan ini, pemerintah dan lembaga terkait di Indonesia harus melakukan strategi-strategi yang kuat untuk meningkatkan kesadaran, kapasitas institusi keuangan, dan koordinasi internasional guna memaksimalkan kontribusi Green Sukuk dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Luck365