Tantangan terbesar yang dihadapi oleh Green Sukuk dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia adalah:
- Terbatasnya Sumber Daya Manusia dan Pemahaman Pelaku Pasar:
- Ketersediaan sumber daya manusia yang professional dalam bidang Green Sukuk masih terbatas. Hal ini menyebabkan kurangnya pemahaman dan kesadaran pelaku pasar terhadap produk pasar modal syariah berbasis lingkungan.
- Kurangnya Kesadaran dan Insentif:
- Kesadaran tentang Green Sukuk dan manfaatnya masih relatif rendah di Indonesia. Tidak adanya konsensus di antara pemangku kepentingan tentang konsep “hijau” dan “non-hijau” juga menjadi tantangan.
- Ketidaksesuaian Tempo Pembiayaan:
- Proyek-proyek ramah lingkungan umumnya memiliki jangka waktu yang panjang, yang tidak selalu sesuai dengan tempo pembiayaan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpastian dalam proses pembiayaan.
- Kurangnya Informasi Tentang Proyek Ramah Lingkungan:
- Jumlah proyek-proyek ramah lingkungan yang tersedia masih kurang memadai, dan hanya merupakan salah satu fase bisnis. Oleh karena itu, kurangnya informasi tentang proyek-proyek ini dapat menjadi hambatan dalam pengembangan Green Sukuk.
- Kurangnya Kapasitas Sektor Perbankan:
- Sektor perbankan di Indonesia belum sepenuhnya siap mendukung proyek-proyek ramah lingkungan. Isu-isu lingkungan masih kurang populer, sehingga perbankan belum aktif dalam mendukung proyek-proyek ini.
Dengan menghadapi tantangan-tantangan ini, pemerintah dan lembaga terkait di Indonesia harus melakukan strategi-strategi yang kuat untuk meningkatkan kesadaran, kapasitas institusi keuangan, dan koordinasi internasional guna memaksimalkan kontribusi Green Sukuk dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Luck365