Untuk melakukan differencing pada data yang tidak stasioner, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Pemeriksaan Stasioneritas Awal: Periksa apakah data sudah stasioner atau belum. Data stasioner memiliki rata-rata dan varians yang konstan sepanjang waktu.
  2. Differencing:
    • Differencing dilakukan jika data tidak stasioner terhadap rata-rata.
    • Hitung selisih antara nilai observasi saat ini dan nilai observasi sebelumnya. Jika YtYt​ adalah nilai pada waktu tt, maka differencing pertama dapat dihitung sebagai Wt=Yt−Yt−1Wt​=Yt​−Yt−1​. Ini akan menghilangkan unsur tren1.
    • Gunakan fungsi diff() untuk melakukan differencing dengan cepat.
  3. Pemeriksaan Stasioneritas Setelah Differencing:
    • Setelah melakukan differencing, periksa lagi apakah data sudah stasioner atau belum.
    • Jika data belum stasioner setelah differencing pertama, lakukan differencing lagi pada data yang sudah di-differencing. Ini berarti melakukan differencing sebanyak dua kali.
  4. Transformasi (Jika Varians Tidak Stasioner):
    • Jika varians tidak stasioner, lakukan transformasi logaritma atau transformasi Box-Cox.
  5. Uji Stasioneritas:
    • Gunakan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF) untuk menguji stasioneritas data setelah differencing.
    • Jika nilai absolut dari statistik ADF lebih besar dari nilai kritisnya, maka data dapat dikatakan stasioner.

Dengan melakukan differencing, data yang semula tidak stasioner akan mendekati stasioner pada nilai tengah. Luck365